Rabu, 13 November 2013

“Kita Hidup Bukan Untuk Diri Kita”



Hidup bukan berarti bergerak, melihat, berbicara ataupun mencintai. Dalam dasarnya manusia hidup selalu mementingkan dirinya sendiri atau yang dinamakan egoisme. Saat semua yang kita lihat berubah maka kita pasti berpikir, “apakah hidup ini adil” ? Atau yang sering kita keluhkan “adilkah hidup ini untukku” ? Banyak orang berkata hidup itu bagaikan roda, dimana kadang di atas tapi kadang dibawah. Saat diatas kita akan lupa dengan kedaan sekeliling karena kita dihadapkan pada situasi yang selalu diinginkan, atau terpenuhinya rasa dalam hati, tapi saat di bawah ingatkah akan yang di atas? Pasti jelas ingat. Karena saat dibawah manusia akan selalu berusaha untuk menjadi ke atas. Semua upaya akan dilakukan, tapi apakah semua berhasil? Jika kehidupan ini di ibaratkan dengan ban, saat ban berputar maka kadang satu titik diatas dan titik yang lain dibawah. Ketika ban pecah, maka berusahalah kita untuk menempelnya supaya bisa digunakan lagi, tapi jika dikondisikan kita berada pada ban pecah tersebut dan bannya tidak bisa ditempel maka titik (kita) tidak akan bisa lagi kembali ke posisi atas. Hidup ini sangat sederhana tapi tidak sesederhana dalam pikiran kita. Dalam lingkungan sosial kehidupan perkotaan akan berbanding terbalik dengan kehidupan pedesaan, mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Sebagai contoh kecil, saat ada maling yang hanya mencuri ayam, di kehidupan kota maling ini akan di hajar habis-habisan oleh massa yang tidak tahu akan bagaimana nasib maling tersebut, jika maling mati apakah massa dapat bertanggung jawab? Jawabannya pasti “tidak”. Apakah seekor ayam sebanding dengan nyawa manusia? Jelas jawabannya tidak, tapi jika di buat 1 nyawa ayam = 1 nyawa manusia, mungkin bisa sebanding. Manusia manapun tidak akan mau menukar nyawanya dengan 1 nyawa ayam, dengan 1000 nyawa ayam sekalipun belum tentu mau. Sedangkan di pedesaan, maling tersebut akan di musyawarahkan untuk mendapat hukuman sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Dalam hidup ini, tidak pernah kita sadari bahwa kita sebernarnya hidup bukan untuk diri kita melainkan untuk orang-orang sekitar yang kita cintai dan sayangi. Seperti halnya para koruptor, mereka melakukannya bukan untuk diri mereka tetapi untuk keluarga mereka agar bisa hidup mewah tanpa kekurangan apapun, contoh lain seperti buruh, mereka bekerja keras dengan hasil yang pas-pasan bukan untuk diri mereka tapi untuk anak dan istrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar